cabang olahraga bulutangkis
Lapangan
Lapangan bulutangkis dapat dibuat dengan mudah, di mana saja, sejauh
tersedia ruangan seluas kira-kira 12 X 20 meter. Di tempat terbuka tentu
saja diupayakan agar gangguan angin tidak terlalu besar, sedangkan bila
di ruang tertutup, atap bangunannya sebisa mungkin di atas delapan
meter agar shuttlecock yang tengah dimainkan tidak sampai terganggu.
Di Indonesia, di kampung-kampung
lapangan bulutangkis banyak didirikan di atas tanah, semen cor, atau
aspal. Namun, di gedung olahraga biasanya sudah berupa semen yang
dilapisi vinyl atau kayu lantai. Di lapangan yang diakui secara
internasional digunakan karpet yang terbuat dari karet keras, namun
elastis.
Lapangan bulutangkis ber-ukuran
610 X 1340 cm, yang dibagi dalam bidang-bidang, masingmasing dua sisi
berlawaan. Ada garis tunggal, ada garis ganda, ada ruang yang memberi
jarak antara pelaku dan penerima servis.
Net
Di
tengah-tengah lapangan ada net yang tingginya 155 cm. Net merupakan
pembatas berupa jaring yang membentang antara dua bidang permainan yang
diikatkan pada tiang. Tiang itu haruslah kukuh, sehingga net yang
dibentangkan tidak akan turun bila ditarik kencang agar lurus. Tinggi
net di tengah-tengah lapangan, haruslah 152 cm dari permukaan lapangan.
Shuttlecock
Shuttlecock
yang di Indonesia lazim disebut kok, biasanya terbuat dari bulu angsa
buatan abrik, umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF. Berat
kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang dibungkus
kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan diikat dua tali
agar tidak mudah lepas. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan
resmi. Di luar negeri banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk
gabus maupun bulunya. Bentuk, ukuran, dan besarnya harus sama dengan kok
yang terbuat dari bulu angsa, namun umumnya kok plastik hanya dipakai
untuk latihan saja.
Kok yang bagus adalah kalau
dipukul dengan raket dengan tangan di bawah pinggang meluncur dengan
lurus, tanpa gerakan ke arah kiri atau kanan saat mengundara. Para
pemain tingkat internasional sering mencoba kok dengan memukul ke ruang
di balik netnya. Bila dipukul dengan tangan mengayun dari bawah, kok
yang baik akan mencapai kira-kira di tempat yang sama dengan pelaku
servis.
Raket
Raket
pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik
gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya
dibuat dari bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan
aluminium atau besi ringan. Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang
nge-trend sampai dengan tahun 2002 adalah yang umumnya dipakai pemain
pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang
dibuat dari senar (string), berupa tali plastik sintetis. Senar yang
baik adalah senar yang bisa dipasang sekencangkencangnya tetapi tidak
mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan
kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang
dapat memuat sampai kirakira enam buah raket.
Sepatu dan Pakaian
Seperti
atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki
perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau
pertandingan. Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat
tangan, ikat kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan. Sepatu
bulutangkis haruslah enteng, namun menggigit bila dipakai di lapangan
agar pemain dapat bergerak, balk maju maupun mundur tanpa terpeleset.
Karet sol yang menggigit dibutuhkan karena frekuensi gerakan maju dan
mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam tempo cepat. Sepatu
bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang warnanya
bervariasi.
Kaus kaki tidak wajib namun
sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan agak tebal supaya
empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat
pergesekan kulit dengan sepatu.
Celana pendek atau kaus
bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional banyak
dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat.
Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga
lutut, balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai
penampilan.
Peraturan Pertandingan
Secara
sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke
bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada
berbagai cara melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak
terjaga lawan, atau memasukkan kok dengan cepat, sehingga tidak sempat
dikuasai atau dikejar lawan.
Sebelum pertandingan kedua
pemain menjalani undian yang dilakukan wasit, biasanya dengan tos
menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih lapangan dan
melakukan servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu
orang yang melakukan servis dan begitu gaga! mendapat angka, maka servis
pun berpindah ke lawan.
Angka diperoleh si pelaku
servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak menggunakan
rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa
dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka.
Dalam melakukan servis, prinsip
yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh Iebih tinggi dari
pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak mendahului
gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila
bergerak sebelum lawan melakukan servis.
Bola kok juga menjadi mati bila
terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di luar garis, raket
melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis bidang.
(sumber KONI Pusat)
Regenerasi dan Masa Depan Bulu Tangkis Indonesia
Prestasi olah raga Indonesia
yang paling menonjol berasal dari cabang olah raga bulu tangkis. Cabang
ini yang dulu menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara yang selalu
pulang dengan emas di setiap kompetisi bulu tangkis internasional.
Memang Indonesia dulu begitu digdaya bila sudah bicara masalah olah raga
yang menggunakan raket dan kok dari bulu angsa tersebut, kejuaraan
bergengsi seperti All England, Olimpiade, Thomas Cup dan Uber Cup pernah
diraih oleh para atlet bulu tangkis Indonesia.
Akan tetapi yang menjadi masalah
sekarang dominasi Indonesia dalam kancah perbulutangkisan dunia menurun
bahkan kian tergerus. Sekarang negara yang paling mendominasi olah raga
badminton ini yaitu China. Prestasi atlet Indonesia cenderung stagnan
dan tidak berkembang. Atlet-atlet pun masih didominasi wajah lama
seperti Taufik Hidayat dan kawan-kawan. Belum ada wajah baru atau wajah
muda yang menghiasi timnas badminton. Hal ini berkebalikan dengan
negara-negara lain seperti China, mereka berani menampilkan para pemain
mudanya dalam ajang-ajang bulu tangkis dunia.
Menyikapi hal di atas, sudah
saatnya Indonesia melakukan regenerasi berkelanjutan yang terprogram
secara matang guna menghadapi gempuran pemain muda China yang semakin
keras. Saat ini baru beberapa klub badminton besar saja yang bisa
berbicara banyak dalam ajang olahraga bulu tangkis Indonesia. Dan
cenderung masih terpusat di pulau Jawa. Akibat kekurangmerataan dalam
pembinaan ini kemungkinan besar mengakibatkan bakat-bakat atlet di
daerah belum terakomodir. Saya yakin bila dari jutaan rakyat Indonesia
ini pasti memiliki beberapa orang yang memiliki potensi untuk menjadi
atlet yang handal dan berprestasi bila dipoles dengan sistem dan latihan
yang baik.
Dalam setiap ajang internasional
hendaknya PBSI tidak ragu lagi menurunkan atlet-atlet muda. Hal itu
bertujuan agar para atlet muda bulu tangkis Indonesia ini memiliki jam
terbang yang cukup dalam event internasional dengan atmosfer
pertandingan yang ketat. Pembinaan atlet usia dini juga perlu kembali
digalakkan. Dengan pembinaan dan regenerasi yang mapan dan terstruktur
dengan baik bukan mustahil Indonesia bisa kembali meraih supremasi
tertinggi dalam bidang olah raga bulutangkis di masa depan.
https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5189075911619670338#editor/target=post;postID=933422464940132893
Tidak ada komentar:
Posting Komentar